Friday, September 14, 2012

Ika Natassa's Divortiare

Judul: Divortiare
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 288 hal.

Sinopsis:

Commitment is a funny thing, you know? It's almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep.

"Jadi lebih penting punya Furla baru daripada ngilangin nama mantan laki lo dari dada lo?"
Pernah melihat Red Dragon? Aku masih ingat satu adegan saat Hannibal Lecter yang diperankan Anthony Hopkins melihat bekas luka peluru di dada detektif Will Graham (Edward Norton), dan berkata, "Our scar has a way to remind us that the past is real."

Tapi kemudian mungkin kita tiba di satu titik ketika yang ada hanya kebencian luar biasa ketika melihat tato itu, and all you wanna do is get rid of it. So then you did.

Alexandra, 27 tahun, workaholic banker penikmat hidup yang seharusnya punya masa depan cerah. Harusnya. Sampai ia bercerai dan merasa dirinya damaged good. Percaya bahwa kita hanya bisa disakiti oleh orang yang kita cintai, jadi membenci selalu jadi pilihan yang benar.

Little did she know that fate has a way of changing just when she doesn't want it to.

Review:
Buku Ika Natassa kedua yang saya baca. Yang pertama itu Antologi Rasa. Lebih suka dinaratori oleh Keara (dan Harris!) dibandingkan oleh Alex, tapi sebenarnya mereka sama-sama banker yang susah move on dari satu orang. Dan juga sama-sama punya sahabat perempuan yang bitchy dan MILF, dan juga sahabat laki-laki yang player.


Saya memang belum pernah menikah. (Lulus SMA aja belum!) (Kemudian ada Mbak Ika Natassa membaca resensi ini dan comment: YA TERUS KENAPA ELO BACA BUKU GUE KALO ELO MASIH UNDERAGE?) Tapi kalau patah hati pernah, sih. Bukan curhat.

Ibu saya pernah berkata, the first years of marriage are always the hardest. Jadi mikir, mungkin kalau Beliau membaca novel ini, pasti akan bilang kalau Alexandra dan Beno tidak pernah mencoba lebih keras, walaupun secara pelan-pelan.

"Beno is such a fool for letting you go."

Jujur, saya agak kurang sreg dengan novel ini. Mungkin karena Benonya jarang muncul ya, kecuali saat Alexandra sedang sakit atau gak sengaja ketemu. Selain itu, Beno hanya muncul di kepala Alexandra, saat-saat ketika Alexandra merindukan mantan suaminya atau membandingkannya dengan pacar baru Alexandra, Denny.

Other than that, the rest of the story is just fine. Cuma kasih 3 bintang karena ya itu tadi. Benonya jarang muncul, dan saya juga gak begitu dapat "feel"-nya dengan Alexandra.

Dan... kayaknya khas Mbak Ika banget ya mengakhiri sebuah cerita menggantung gitu aja. :))

"Choosing, however simple the choices are, is never really that simple. Bukanlah sekadar menjawab antara kertas atau plastik, teh atau kopi, hitam atau putih. Karena suka atau tidak, choosing is like balancing the idiosyncrasy of ourselves with the mere existence of others."

Rating: 3/5

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! :D