Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 328 hal.
Sinopsis:
K e a r aReview:
Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike, Rul?
Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu.
Three years of my wasted life loving you.
R u l y
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.
H a r r i s
Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love."
Thats probably as close as I can get to hearing that she loves me.
Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?
Empat orang sahabat yang menjadi dekat karena tinggal serumah saat dinas kerja. Harris, Keara, Ruly, dan Denise. Harris mencintai Keara, Keara mencintai Ruly, Ruly mencintai Denise, Denise sudah menikah dengan seorang laki-laki bernama Kemal. Cukup rumit, bukan?
Cerita diawali dengan perjalanan Harris dan Keara menonton F1 di Singapur. Diawali dengan bagaimana Harris mencintai Keara dan bagaimana Keara tidak menyadarinya dan hanya memikirkan Ruly, Ruly, dan Ruly.
Sampai akhirnya satu kejadian meretakkan persahabatan mereka berdua.
Dari semua novel karya Ika Natassa, saya paling suka Antologi Rasa ini. Saya suka membaca novel di mana tokoh-tokohnya memiliki sudut pandangnya masing-masing dengan suara yang berbeda-beda. Kisah ini memang klise, I love you, you love her, and she loves him. Tapi saya tetap suka, karena Mbak Ika mengemas cerita ini dengan gayanya yang khas.
Dari semua tokoh di novel ini, saya paling suka (siapa lagi) Harris Risjad. Who doesn't love a bad boy in a love triangle? :))
"Pada detik ini gue sadar satu persamaan kita, Keara. We both get the glorious front seat of watching the one we love loves somebody else."
Banyak yang berkomentar akhirnya kurang memuaskan. Tapi saya puas dengan ending semacam itu. Realistis. Saya biasa menyebutnya a bittersweet ending setelah membaca Mockingjay. :p Saya agak mengharapkan Mbak Ika mau menulis sekuel Antologi Rasa seperti Twivortiare yang menjadi sekuel Divortiare. :)
4/5
No comments:
Post a Comment
Thank you for reading! :D