Sinopsis:
Seorang perempuan di kota tua, membangun sisa-sisa harapannya bersama mi yang diolahnya dengan suatu resep rahasia. Di suatu perumahan baru di pinggir kota, seorang pemuda membangun mimpi dan ide-idenya akan kehidupan normal dengan sang perempuan pujaan. Di suatu sudut mal, seorang sahabat menanti dengan debar sahabat yang dalam diam dipujanya. Di suatu restoran yang terimpit oleh gedung-gedung perkantoran megah, seorang pramusaji bertemu kembali dengan kisah lamanya yang dipikirnya telah mati saat demonstrasi. Di suatu acara televisi nasional, seorang penyanyi lawas berharap-harap cemas untuk mendapatkan popularitas dan kejayaannya kembali. Di sudut lain pada kota yang remang, dua peristiwa besar terjadi; suatu transaksi perasaan, juga pelajaran panjang tentang patah hati.
Andai saja satu hari dalam hidup seseorang dapat diulang, akankah ia bisa mengubah jalan hidupnya? Ataukah hidup memang kadang punya cara sendiri untuk menertawakan rencana-rencana naif manusia?
Review:
Saya memang jarang membaca buku kumpulan cerpen, malah saat saya mengecek, kumcer terakhir yang saya baca itu Fantasy Fiesta 2011. Memang kumcer yang itu bagus, dan banyak cerpen yang saya suka. Tapi tetap saja saya tidak begitu suka dengan buku keroyokan...
Tapi, Skenario Remang-Remang ini berbeda. Dari 14 cerpen yang ada, saya menyukai semuanya. Tidak ada cerita favorit nomor satu, cerita yang paling tidak disukai... saya menyukai ke-14 cerpen di buku ini dengan porsi yang sama.
Dimulai dengan Resep Rahasia Tante Melian, tentang kedai mi ayam Tante Melian yang laris dan tak pernah sepi pengunjung, sehingga banyak orang yang rela melakukan apa saja agar resep rahasia beliau terbongkar. Dan saya sudah bisa menebak twist-nya akan seperti apa. :)) Tapi cerpen ini memang pilihan yang tepat sebagai pembuka.
Pernah mengalami hari sial? Seperti bangun kesiangan, sampai ke tempat tujuan terlambat, dan dimarahi orang yang dibuat menunggu? Satu Hari Dalam Hidup Aidan mengisahkan hari sial Aidan yang mengubah hidupnya. Pembantunya di rumah, Atik, sering mengingatkan dirinya agar tidak melewati Gang Sawo Belakang. Ada apa di sana?
Turning point itu kembali muncul di Mencintai Elisa. Laki-laki tak bernama yang mencintai Elisa dalam diam ketika masih menjadi mahasiswa, bisa menikahinya selepas lulus. Satu hari dalam hidup mereka menjadi turning point itu; ketika Elisa keguguran. Laki-laki itu menjadi pemarah dan gemar memukul istrinya, tanpa mengetahui kalau Elisa juga merasa kehilangan.
Mungkin, cerpen Mengeja Perempuan Dalam Kesunyian adalah cerpen yang paling bisa relate terhadap pembaca. Tentang persahabatan seorang laki-laki dan perempuan yangmenjadi renggang karena si perempuan jatuh cinta terhadap laki-laki itu.
Judul buku ini diambil dari judul cerpen, Skenario Remang-Remang. Yang sesuai namanya, hanya berupa dialog dua tokoh, mungkin adalah sepasang kekasih.
Mengutip kata-kata di Menjemput Bapak, "Bahwa hubungan si anak gadis kelak merupakan cerminan bagaimana hubungan dengan bapaknya sebelumnya." Ayu tidak akan pernah memaafkan Bapak karena Beliau sudah meninggalkan keluarganya demi perempuan lain. Bapak lah yang menyebabkan Ibu meninggal karena patah hati. Tapi ketika Ayu pulang dan melihat Bapak menderita karena sakit... mampukah dia memaafkan Bapak?
Nostalgia Rasa adalah cerita paling pendek kedua setelah Skenario Remang-Remang. Seperti namanya, tokoh "aku" di cerita ini mengenang tokoh "kamu". Mengenang hubungan mereka, jarak yang bertambah, dan ketika mereka kembali bertemu...
Di Elegi Sabtu Sepi, seorang perempuan yang berprofesi sebagai penulis, dan gemar membuat tokoh-tokoh ciptaannya menderita dengan menulis akhir yang menyedihkan untuk mereka. Dia selalu bertemu dengan sahabat laki-lakinya di sebuah kafe di dalam mall. Mereka akan mendiskusikan karya-karya yang sudah diselesaikan perempuan itu. Hingga suatu hari, laki-laki itu datang terlambat, dan tidak pernah menemuinya lagi...
Bagaimana dengan seorang wanita, penyanyi yang populer di zamannya, ditawari untuk kembali ke dunia yang semula adalah miliknya? Dunia di mana suaranya didengar, di mana dia kembali menjadi cantik, dan di mana lampu sorot tertuju hanya ke padanya? Bisakah perempuan itu menemukan Jalan Kembali?
Galila adalah seorang gadis kecil yang dekat dengan Kris, ayahnya. Meskipun Kris hanya seorang nelayan, dia mudah puas; dengan keluarga kecilnya, dengan pekerjaannya. Hingga suatu hari ketika Galila menunggu ayahnya selesai berlayar, dia tidak juga kembali. Di mana Kris?
Di Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang, Arla dan Rasyid adalah sepasang kekasih yang terpisah karena tragedi Mei '98. Rasyid menghilang. Sementara Arla tidak mampu menyambung kuliah dikarenakan biaya. Dia terpaksa menikahi laki-laki pilihan Ayahnya. Demi kebahagiaan kamu sendiri, begitu katanya. Tapi bertahun-tahun telah berlalu... Arla bekerja di sebuah restoran, dan tidak sengaja bertemu Rasyid di sana...
Dari mana manusia belajar mengenai patah hati? adalah pertanyaan Edna, tokoh utama dalam cerpen Pelajaran Patah Hati. Patah hati pertamanya bermula saat dia berumur 13 tahun, saat dia belajar menyukai teman sekelasnya. Patah hati kedua ketika keluarganya bangkrut dan Ayahnya berubah. Patah hati ketiga dia rasakan saat melihat kekasihnya berada di pelukan wanita lain. Patah hati keempat terjadi saat dia mencintai laki-laki yang sudah menikah. Bagaimana dengan patah hati selanjutnya?
Dibuka dengan cerpen yang menghentak, saya merasakan pahit-manis saat selesai membaca Segitiga. Banyu dan Pene. Suami-istri yang menyadari kalau semuanya tidak sama lagi; kalau mereka terbangun di pagi hari dan menyadari bahwa mereka sudah tidak saling cinta. Proses yang mereka jalani setelah itu berjalan lancar--tidak ada air mata, atau konfrontasi. Tapi, bagaimana dengan Otis?
Ah, seperti yang sudah dikatakan, saya menyukai semua cerita yang ada di buku ini. Diksi dan gaya penulisan penulis mampu membuat saya menamatkan kumcer ini dalam sehari saja. Saya tunggu buku selanjutnya oleh penulis.
4/5
Judul: Skenario Remang-Remang
Penulis: Jessica Huwae
Editor: Mirna Yulistianti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN 978-979-22-9738-6
Aul.. *habis manggil langsung kabur* (?)
ReplyDeleteuhhh pengen, kayanya emang semua cerpen di buku ini bagus-bagus
ReplyDelete*masukin wishlist*
ReplyDeleteeh, aul, kalo ntar ketemuan di Rumah Buku, ingetin aku buat ambil buku ini, yak!
"Judul buku ini diambil dari judul cerpen"
ReplyDeletenggak kebalik? :p
eniwei, nice review, Au. aku berharap bakal nemuin curcol atau opini pribadi yang lebih panjang lagi ketimbang sinopsisnya itu sendiri :D
Oalah ini kumcer toh? Kirain novel ul
ReplyDeleteSempet mau beli tapi ditunda dulu gara-gara judulnya yang... 'remang-remang' :))