Jadi... terima kasih, Santa. Saya suka sekali Kinanthi (baca & review Surga Retak nanti ya (dikeplak Santa)). Terima kasih juga atas bookmarks lucunya, tahu aja terkadang saya suka susah menemukan pembatas buku untuk buku yang tidak menyediakan. :))
Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta;Dua puluh tahun.
Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh, dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.
Berhati-hatilah…
Sudahlah...
Aku sudah tidak punya doa untukmu.
Selesai. Tuhan sudah terlalu baik. Tidak pantas aku merepotkan Dia terus-menerus. Bukankah sudah hampir 20 tahun kau sibukkan aku dengan doa-doa sebelum tidur?
Jika setahun, atau jangankan setahun, seminggu, bisa mengubah banyak orang; bagaimana dengan dua puluh tahun? Dua puluh tahun bisa mengubah Kinanthi, perawan kecil asal dusun di dekat Gunung Kidul, yang dijual oleh keluarganya seharga 50 kilogram beras, menjadi Queen of New York. Menjadi Professor Kinanthi Hope, wanita Asia yang begitu misterius dengan masa lalunya.
Cerita dimulai dengan tembang Kinanthi yang dinyanyikan oleh Ajuj, dari situ penulis sudah dengan piawai menggambarkan keadaan dusun tempat tinggal Kinanthi dan Ajuj. Bagaimana Kinanthi dijauhi dari teman-temannya karena Ayahnya tukang judi, Ibunya yang menikah beberapa kali tapi terus menjanda karena suaminya meninggal, hingga karena kelakuan kakak-kakaknya.
Tak lupa, bagaimana penulis menggambarkan hubungan Kinanthi dan Ajuj, yang lebih dari sekedar teman masa kecil.
Ajuj ada untuk melindungi Kinanthi dari teman-teman sekolahnya.
Ajuj ada untuk menemani Kinanthi kabur sejenak dari suasana rumahnya yang tak pernah mengenakkan.
Ajuj ada untuk menawarkan persahabatan, perlindungan, dan kenyamanan.
Ajuj ada ketika tidak ada siapa-siapa untuk Kinanthi.
Hingga akhirnya, keluarga Kinanthi menjualnya demi 50 kilogram beras. Memisahkan Kinanthi dari Ajuj. Membuat Kinanthi terpaksa bekerja menjadi pembantu rumah tangga untuk orang yang membelinya, sebelum pergi ke Arab menjadi TKW.
Kesialan Kinanthi seakan tak ada ujungnya pada bagian cerita ini.
Di Arab, Kinanthi kerap disiksa oleh majikannya jika dia melakukan kesalah sekecil apapun. Juga gangguan dari majikan laki-lakinya selalu membuat Kinanthi menyimpan pisau di saku gamisnya.
Hingga akhirnya, ketika dia bekerja untuk keluarga Arab di Miami, dia sudah tidak tahan lagi dan memilih kabur. Di situ dia bertemu dengan Miranda dan Arsy yang membantunya. Di situ juga dia mengalami turning point dari hidupnya; menjadi warga Amerika, diberikan perlindungan dan keamanan oleh negara, juga diberikan pendidikan.
Tapi, dua puluh tahun sudah berlalu, akankah Kinanthi bertemu kembali dengan Ajuj, yang hadir di mimpi-mimpinya? Kinanthi tidak tahu perasaan apa yang membuatnya bisa terus memikirkan Ajuj, otak Professor-nya tahu tentang teorinya, tapi dia masih menolak untuk menyebut nama itu.
Ah, Kinanthi, dua puluh tahun itu waktu yang tidak sebentar...
---
Berbicara cinta memang panjang, dan tidak ada habisnya. Cinta juga membuat novel-novel dan film-film menjadi laris. Karena, semua orang percaya oleh cinta.
Dan tema di novel ini adalah: cinta yang tidak harus memiliki karena ruang dan waktu.
Alur di novel ini lambat... dan saya juga bisa dibilang sudah bosan dengan kesialan yang menimpa Kinanthi terus-menerus. Tiga bintang sudah cukup untuk saya, awalnya. Sampai saya membaca beberapa bab terakhir dan membaca surat--ups, spoiler. Penulisannya indah sekali. :') *tambahin satu bintang*
Wah~ udah lama gak nge-review, sekalinya nge-review, review buku bagus. Jadi bingung mau nge-review apalagi. x)
4/5
Judul: Kinanthi: Terlahir Kembali
Penulis: Tasaro GK
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN 9786028811903
Silakan lihat riddle Santa di sini.
Awalnya saya bingung juga mau mulai darimana. Setelah mengirimkan foto Santa di Bajay, kata mba Dewi (yah, mba Dewi lagi) foto itu pernah jadi profile picture Santa di Facebook. Tapiiii masa saya harus cek satu per satu Facebook anggota BBI yang ikutan SS yang ada 97 orang?
Lalu, kesibukan UAS pun datang, membuat saya lupa sejenak tentang Santa. Sampai akhirnya mba Dewi datang membawa keajaiban. #halah
"Aku berkepala kuning, yang dipenuhi sebuah buku besar. Tubuhku adalah kepingan bunga. Omong-omong, kau tahu kenapa Santa menyukai anak-anak? Karena mereka hidup di Territory di mana fairy Tale terasa begitu nyata.
Your Santa."
Mba Dewi pun memberitahukan keajaibannya kepada saya. Lalu setelah mengecek Facebook dan Goodreads tersangka #halah2, saya makin yakin bahwa Santa saya adalah
Mba Asdewi ini manteb banget deh ya, kayaknya hapal semua peserta beserta ciri2/kebiasaan/bahkan sejarah perblogerbukuan mereka.. wkwkwk.. Dirimu benar2 dewa mba.
ReplyDeleteBtw, mana nih Santanya Aul, semoga segera mengungkapkan jati dirinya ya ^^
nama blognya ada di riddle tapi susah juga ya kalau jarang blogwalking, kadang juga nggak ngeh kalau nama blognya disamarkan, hahaha.
ReplyDeletepenasaran deh sama ceritanya :p
Cinta ga harus memiliki, tapi gebetan harus dimiliki, Aul. Kalo perlu diiket biar ga kabur. *dijitak Aul* xD
ReplyDeleteCinta ga harus memiliki, tapi gebetan harus dimiliki, Aul. Kalo perlu diiket biar ga kabur. -> AGREE!
ReplyDelete*Catet*
Eh, enggak nyambung.
Selamat ya aul, sudah dibantu Kak Dewi xD
Sejak awal penginnya Aul gak susah menemukan santanya. Uhuk ... uhuk! ^_^
ReplyDelete