Friday, August 31, 2012

Stephanie Perkins' Lola and The Boy Next Door



Title: Lola and The Boy Next Door
Author: Stephanie Perkins
Publisher: Dutton Books
Pages: 338 p.

Summary:
Budding designer Lola Nolan doesn’t believe in fashion . . . she believes in costume. The more expressive the outfit—more sparkly, more fun, more wild—the better. But even though Lola’s style is outrageous, she’s a devoted daughter and friend with some big plans for the future. And everything is pretty perfect (right down to her hot rocker boyfriend) until the dreaded Bell twins, Calliope and Cricket, return to the neighborhood.
When Cricket—a gifted inventor—steps out from his twin sister’s shadow and back into Lola’s life, she must finally reconcile a lifetime of feelings for the boy next door.
Opening:
Love, looooove it! I love Lola, I love Cricket, I love the storyline, and I love the cover! Especially I even love it because it’s contemporary YA! (Yes, I am sort of bored reading fantasy, but somehow, that doesn’t stop me to borrow/buy them. Ha.)

Emily Bronte's Wuthering Heights


Judul: Wuthering Heights
Penulis: Emily Bronte
Penerjemah: Lulu Wijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 488 hal.

Sinopsis:
Wuthering Heights mengisahkan tentang cinta yang tak sampai antara Heathcliff dan Catherine Earnshaw. Ketika Catherine yang sangat dicintainya memutuskan untuk menikah dengan Edgar Linton yang merupakan saingan Heathcliff sejak kecil, Heathcliff pun melarikan diri dan kelak kembali sebagai pria kaya dan berpendidikan, lalu dia mulai menyusun rencana pembalasan dendam kepada keluarga Earnshaw dan Linton yang diyakininya telah menghancurkan hidupnya.
Review: 
Di halaman pertama buku Wuthering Heights yang diterjemahkan oleh GPU, ada bagian “Tentang Penulis”, yaitu tentang Emily Bronte.

                “Dia [Emily Bronte] mencurahkan pikiran-pikiran rahasia dari jiwanya yang tersiksa ke dalam Wuthering Heights (1847), buku yang mengangkat namanya menjadi tokoh besar dalam kesusastraan Inggris.”

                Awalnya, saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan “mencurahkan pikiran-pikiran rahasia” ke dalam novel pertama dan terakhirnya. Tapi ketika saya mulai membaca, rasanya saya mengerti.

Monday, August 20, 2012

Amy Efaw's After





Title: After
Author: Amy Efaw
Publisher: Viking Juvenile
Pages: 350 pages

Summary: 
An infant left in the trash to die. A teenage mother who never knew she was pregnant . . . Before That Morning, these were the words most often used to describe straight-A student and star soccer player Devon Davenport: responsible, hardworking, mature. But all that changes when the police find Devon home sick from school as they investigate the case of an abandoned baby. Soon the connection is made?Devon has just given birth; the baby in the trash is hers. After That Morning, there?s only one way to define Devon: attempted murderer.
And yet gifted author Amy Efaw does the impossible? she turns Devon into an empathetic character, a girl who was in such deep denial that she refused to believe she was pregnant. Through airtight writing and fast-paced, gripping storytelling, Ms. Efaw takes the reader on Devon?s unforgettable journey toward clarity, acceptance, and redemption.
Review:
Okay, before I start, I didn't write the review 4-reasons-why-you-should-read-this like I always do. Actually, as you can see from the title, I happened to write a letter to the main character, Devon Davenport. And from that letter, you can see what I thought about the book, the characters, the plot, and the pace. :)

Sunday, August 12, 2012

Christian Simamora and Orizuka's With You


Judul: With You: Sehari Bersamamu
Pengarang: Christian Simamora & Orizuka
Penerbit: Gagas Media
Halaman:  295 hal.

Sinopsis: 


365 hari dalam setahun,24 jam dalam sehari.
Di antara semua waktu yang kita punya,kau sengaja memilih hari itu.
keluar dari mimpi indah,lalu hadir dalam hidupku...
sebagai cinta yang selama ini aku tunggu.
Pembukaan:
GagasDuet saya yang pertama! Meskipun sudah punya Truth or Dare, tapi saya memiliki kebiasaan aneh; buku hasil pinjam pasti dibacanya cepat, sementara buku sendiri bacanya lama! XD I love Christian Simamora’s writing! And Orizuka’s amused me too! Kalau ditanya cerita mana yang jadi favorit saya, umm, pasti susah jawab. Karena kedua cerita sama-sama menarik meskipun berbeda. J

Diskon dan Baca Bareng BBI :D

Bulan Agustus ini ada diskon 25% - 40% di Gramedia Merdeka Bandung untuk buku-buku terbitan GPU, Elex Media, dan Grasindo. Dan waktu saya ke sana, kebetulan buku-buku klasik yang saya incar juga ikut didiskon. :D

Wuthering Heights (atas: Wordsworth Editon. bawah: GPU.)
Jane Eyre (atas: Wordsworth Edition. bawah: GPU.)

Wuthering Heights sudah dibaca, sih, yang bahasa Inggris. Tapi masih ada yang gak dimengerti, maklum bahasa Inggrisnya pas-pasan, dan baca buku klasik lagi. :p Jadi beli yang terbitan GPU, deh. :)

Kalau Jane Eyre, sudah beli yang bahasa Inggris, tapi belum dibaca sampai sekarang. Awalnya mau beli yang GPU, tapi karena mahal, gak jadi. Dan sekarang, mumpung didiskon beli dua-duanya, deh. :p Kebetulan saya juga bingung mau baca apa untuk Baca Bareng BBI yang bertema "1001 Books You Must Read Before You Die" (baca list-nya di sini). Tadinya saya mau baca Jane Eyre, tapi takut gak keburu. (Entah kenapa saya punya kebiasaan aneh--kalau membaca buku hasil pinjaman cepat, sementara baca buku yang sudah ditimbun jadi lama dibacanya!) Akhirnya pilihan saya jatuh ke Wuthering Heights. :)) Terakhir saya baca, belum dapat 'feel'-nya tentang bagaimana kejamnya seorang Heathcliff.

Yah, semoga terjemahannya tidak mengecewakan. :)

Wednesday, August 1, 2012

Sitta Karina's Kencana



Judul: Kencana
Penulis: Sitta Karina
Penerbit: Terrant Books
Halaman:  328 hal.

Sinopsis:
Ada 2 cerita seru dalam buku ini untuk menemani hari-hari indah masa remajamu. Kencana bercerita tentang seorang gadis yang baru masuk SMU dan menemukan suka-duka yang tidak terbayangkan, mulai dari nilai-nilai pelajaran yang anjlok sampai rasa tidak nyamannya memiliki sahabat-sahabat yang tidak hanya keren tapi juga pintar. Lalu ia bertemu dengan mentor sekolah yang aneh namun berhati baik, Senna, serta seorang guru funky yang ingin menjadi matchmaker mereka, Pak Tyo. Kencana semakin bingung, apalagi selama ini ia terbiasa hidup bersama ibu yang benci laki-laki karena ditinggal suaminya. 

Pada Seuntai Pita Putih , sepasang sahabat dengan karakter bertolak belakang, Karissa dan Flo, naksir sepasang sahabat cowok, Ale dan Yuki. Demi saling menyenangkan hati sahabat masing-masing mereka rela melakukan apapun. Sampai mereka belajar bahwa apapun ternyata tidak selamanya baik, dan justru mampu mencerai-beraikan ikatan cinta mereka yang masih rapuh.
Pembukaan:
Ceritanya lucu, manis, dan simpel. Cocok untuk anak SMA seperti saya (meskipun sudah mau lulus, hehehe.) Tidak rumit seperti Hanafiah series. (Apalagi keluarga Hanafiah tidak disebut-sebut--kecuali Harsya, kakaknya Diaz Hanafiah.) Dan buku ini juga merupakan favoritku dibanding buku Sitta Karina yang lainnya. :))

Isi:
Karena di buku ini ada 2 cerita, jadi masing-masing cerita mendapat 2 alasan. :)

Kencana:

  1. Plot yang simpel dan realistis. Tidak seperti Hanafiah series yang kehidupannya 'wah'. Kencana bercerita tentang seorang gadis yang bernama... Kencana. Atau biasa dipanggil Nana. :) Kencana Alledya Rahmanto. Itu saja, tidak ada embel-embel Hanafiah ataupun Syadiran. Nana ini baru memasuki masa seragam putih abu-abu. Nana juga sama dengan gadis lainnya; tidak suka matematika, menyukai kakak kelas, hang out bersama teman-temannya... dan juga jatuh cinta. Apalagi cara jatuh cintanya unik. Love-hate relationship. :)
  2. Senna. Dia adalah orang yang unik dan, meskipun kutubuku, juga tipe bad guy! Whoa, a bad guy who falls in love with an older woman? Tapi biarpun begitu, dia tetap sweet dan charming. Sampai-sampai jadi mikir, Duh, kok di sekolah gak ada sih cowok kayak gini? Kalau ada, jadi makin semangat sekolah, deh! :))
"Hey, hey... Aku suka kok ngeliat Kencana blushing kayak begini. Seneng sekali kalau bisa membuat cewek tersenyum, karena biasanya itu adalah hal tersulit yang dapat aku lakukan. I'm not really a lover nor a fighter. Just simply common person. Jadi kalau mau kayak Rodi, mungkin perlu les berbulan-bulan dulu ama Mas Tyo. Tapi, aku pengen bisa membahagiakan Kencana. Bisa berarti di mata kamu." -- Hal. 178
Seuntai Pita Putih:

  1. Persahabatan. Seperti permasalahan anak SMA pada umumnya, persahabatan merupakan salah satu contoh permasalahan, selain percintaan. :)) Dan, persahabatan antara Isya dan Flo juga realistis; curhat, pulang sekolah bareng, main bersama. Persahabatan mereka juga tidak sempurna. Pada akhirnya, kita harus 'kehilangan' sesuatu yang kita miliki untuk melihat seberapa berharganya. :)
  2. Sudut pandang. Diceritakan oleh keempat orang yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda pula. Tapi selain mereka berempat, ada lagi orang ketiga sebagai narator. Paling suka, deh, kalau baca buku yang kayak begini. :) Apalagi masing-masing karakter memiliki 'suara'-nya sendiri.
Penutup:
Direkomendasikan untuk penyuka novel Sitta Karina. Mungkin tidak begitu seru seperti novel-novel Hanafiah. Tapi tema yang ditawarkan jelas lebih realistis dan membumi; cerita SMA! Pas untuk orang-orang yang baru memasuki SMA, atau mau lulus seperti saya, atau mau bernostalgia. :))

Rating: 4 burung hantu.

Cassandra Clare's Clockwork Prince



Judul: Clockwork Prince
Penulis: Cassandra Clare
Penerjemah: Melody Violine
Penerbit: Ufuk Press
Halaman: 680 hal.

Sinopsis:
Tessa Gray akhirnya menemukan tempat bernaung yang aman bersama para Pemburu Bayangan. Sayangnya, keamanan terkikis ketika sebagian anggota Kunci bersekongkol untuk melengserkan pelindung Tessa, Charlotte, dari kursi pimpinan Institut. Dengan bantuan Will yang tampan dan sering menghancurkan diri sendiri, juga Jem yang sangat kuat pengabdiannya, Tessa mengetahui bahwa latar belakang orangtuanya lebih menakutkan daripada yang pernah dibayangkannya. Ketika mereka berhadapan dengan iblis clockwork yang membawa peringatan bagi Will, mereka sadar sang Magister mengetahui setiap gerakan mereka dan pasti ada pengkhianat di antara mereka.

Di sisi lain, hati Tessa semakin tertarik kepada Jem, walaupun kerinduannya terhadap Will terus-menerus menggelisahkannya. Apakah dengan menemukan sang Magister, Will akan terbebas dari rahasianya dan Tessa menemukan jawaban tentang jati dirinya dan untuk apa ia dilahirkan? Ketika pencarian mereka untuk mengungkap semua itu menggiring mereka ke dalam bahaya, Tessa belajar bahwa ketika cinta bercampur dusta, hati yang paling bersih pun bisa ternoda.
Pembuka:
Akhirnya saya bisa membaca novel ini juga, setelah penasaran melihat review-review orang luar yang mengatakan Clockwork Prince jauh lebih bagus dibanding Clockwork Angel. Dan, memang benar! Novel ini termasuk novel yang bisa membuat pembaca tertawa, menangis, dan menyukai karakter-karakternya!

Isi:
Untuk pertama kalinya saya memberikan 5 Alasan Mengapa Harus Membaca Buku Ini:

1.       1. Steampunk. Saya suka sekali novel yang bertempat waktu di jaman Victoria (apalagi setelah menonton Pride and Prejudice. :p). Di mana wanita-wanitanya masih harus mengenakan gaun lengkap dengan korset, gaunnya juga tertutup, dan memakai celana panjang saja tidak boleh!

2.      2.  Tessa Gray. Dia adalah salah satu karakter kuat yang ada dalam novel YA bertema cinta segitiga. Dia memang harus memilih, tapi ketika pilihannya sudah dibuat dan dia sadar kalau masih ada kesempatan, dia tetap berpegang pada pilihan pertamanya. Suka banget deh sama karakter YA yang punya prinsip gini. :’)

3.     3.  William Herondale. Mungkin memang sudah ketahuan kalau saya lebih suka karakter laki-laki yang misterius, seperti Will. :p Awalnya, saya menemukan banyak sekali kesamaan antara Clockwork Angel dan City of Bones; mulai dari karakter Will dan Jace yang menurut saya hampir sama, sampai ending masing-masing buku yang hampir sama. Tapi, saya salah. Will dan Jace sangat berbeda. Tentu, Will adalah kakek buyut dari kakek buyutnya Jace, tapi mereka memang berbeda. Berbeda kenapa? Harus baca bukunya, kalau tidak mau spoiler. :p

4.     4.  Sudut pandang. Yang saya sukai dari buku-buku Cassandra Clare adalah bagaimana dia menulis dari sudut pandang karakter-karakternya. Semua orang memiliki peranannya masing-masing, bahkan Sophie, yang tak lain adalah seorang pembantu di Institut.

5.     5.  Seperti yang saya bilang, pembaca bisa dibuat tertawa dan menangis di buku ini.
“Cacar iblis, oh, cacar iblis.
Bagaimanakah menularnya?
Kita harus pergi ke kota paling miris.
Sampai kita sangat letihnya.
Cacar iblis, oh, cacar iblis
Sudah kupikirkan sejak dini—
Bukan, bukan cacarnya, dasar dungu.
Maksudku ya lagu ini—
Karena aku benar, dan kalian keliru!” – hal. 591 xD
Sedangkan hal yang bisa bikin menangis… yah, lebih baik baca saja buku ini.

Penutup:
Selesai dalam waktu 2 hari untuk 600 halaman lebih buku. Sangat direkomendasikan bagi yang ingin membaca fantasy, ataupun buku-buku Cassandra Clare lainnya. Tapi jangan lupa tisu!

Rating: 5 dari 5 burung hantu.