Friday, August 31, 2012

Emily Bronte's Wuthering Heights


Judul: Wuthering Heights
Penulis: Emily Bronte
Penerjemah: Lulu Wijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 488 hal.

Sinopsis:
Wuthering Heights mengisahkan tentang cinta yang tak sampai antara Heathcliff dan Catherine Earnshaw. Ketika Catherine yang sangat dicintainya memutuskan untuk menikah dengan Edgar Linton yang merupakan saingan Heathcliff sejak kecil, Heathcliff pun melarikan diri dan kelak kembali sebagai pria kaya dan berpendidikan, lalu dia mulai menyusun rencana pembalasan dendam kepada keluarga Earnshaw dan Linton yang diyakininya telah menghancurkan hidupnya.
Review: 
Di halaman pertama buku Wuthering Heights yang diterjemahkan oleh GPU, ada bagian “Tentang Penulis”, yaitu tentang Emily Bronte.

                “Dia [Emily Bronte] mencurahkan pikiran-pikiran rahasia dari jiwanya yang tersiksa ke dalam Wuthering Heights (1847), buku yang mengangkat namanya menjadi tokoh besar dalam kesusastraan Inggris.”

                Awalnya, saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan “mencurahkan pikiran-pikiran rahasia” ke dalam novel pertama dan terakhirnya. Tapi ketika saya mulai membaca, rasanya saya mengerti.


                Gelap. Itulah kata yang paling tepat menggambarkan novel ini.

                Dimulai dengan seorang pria bernama Mr. Lockwood yang berniat untuk menyapa seseorang di Wuthering Heights, yang ternyata pemilik rumah yang disewa oleh Mr. Lockwood. Kesan pertama yang didapat Mr. Lockwood di rumah itu adalah suram. Tuan rumahnya ternyata bukan seorang pria yang menyenangkan, pelayannya yang murung dan kasar, juga seorang perempuan yang harusnya diharapkan untuk membuat suasana rumah ceria; malah membuat suasana semakin suram.

                Bermalam di Wuthering Heights ternyata membuat Mr. Lockwood kapok. Dia bermimpi melihat hantu di kamar yang ditempatinya. Entah itu memang hantu atau hanya bunga tidur. Dia berpulang ke rumah yang disewanya, Thrushcross Grange, dan bertemu dengan salah satu pelayan, Mrs. Dean.

                Untuk menghibur Mr. Lockwood yang sakit, Mrs. Dean akhirnya bercerita tentang pemilik rumah Wuthering Heights, Mr. Heathcliff, dan perempuan muda yang bernama Catherine Linton.

***
                Suka. Meskipun novel ini penuh dengan kebencian, kemuraman, dan memang gelap. Saya suka dengan penokohan Heathcliff yang dibenci oleh banyak orang. Saya suka dengan dua kehidupan yang berbeda 180 derajat di rumah yang hanya berjarak beberapa kilometer.

                Di Wuthering Heights, kehidupan bagaikan neraka untuk Heathcliff dan Catherine Earnshaw muda, karena kecemburuan. Kecemburuan Hindley Earnshaw, kakaknya Catherine, terhadap Heathcliff yang selalu dimanja oleh Mr. Earnshaw yang membuat Hindley dendam. Apalagi setelah Mr. Earnshaw meninggal, hak kuasa atas rumah itu dipegang oleh Hindley.

                Keadaan semakin memburuk dengan adanya Edgar Linton yang sering mengunjungi Catherine. Iya, dia yang menempati rumah yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Wuthering Heights, yang kehidupannya berbeda 180 derajat. Dan rumah itu bernama Thrushcross Grange.

                Dengan adanya cinta segitiga itu, membuat semuanya menjadi rumit.

                Tapi apakah segampang itu dengan hanya memilih? Dengan meminta Catherine untuk memilih antara Edgar dan Heathcliff? Belum tentu.

                Seperti yang saya katakan, Heathcliff memang dibenci oleh banyak orang. Bahkan oleh istrinya sendiri. Di satu sisi saya merasa kasihan terhadap Heathcliff karena memiliki masa lalu yang kejam karena Hindley, tapi di satu sisi saya juga kesal. Ya kalau dendam kok dipendam terus, nanti meledak. (Loh.)

                Saya juga suka dengan karakter Edgar Linton. Cintanya untuk Catherine dalam sekali. Dia mau menerima Catherine apa adanya meskipun dia sudah ‘rusak’ karena Heathcliff. Apalagi lukanya yang hampir sembuh kembali terbuka sejak Heathcliff kembali. Saya suka bagaimana Edgar merawat Catherine, dan juga Cathy kecil.

                Ya, novel ini bisa dibilang menceritakan tentang dua generasi. Saya menyebutnya; Generasi Catherine dan Generasi Cathy. Catherine menceritakan tentang cinta segitiga itu, dan juga tentang penyakit yang dimiliki Catherine hingga akhir hayatnya saat melahirkan Cathy.

                Generasi Cathy, menceritakan tentang bagaimana Heathcliff akhirnya bisa membalas dendam. Saya tidak akan menceritakan bagaimana, karena sudah cukup saya memberi spoiler untuk orang-orang yang belum baca.

                Novel ini direkomendasikan untuk orang-orang yang ingin membaca buku yang bernuansa gelap.

5 dari 5 burung hantu.

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! :D