Sinopsis:
Ada surat panjang yang terlambat sampai.
Tanpa nama pengirim, dan hampir basah oleh tempias hujan.
*
Sejak kecil kita berdua merasa diri kita adalah alien-alien yang tersesat ke Bumi.
Pria itu sudah melupakan seorang teman masa kecilnya saat sebundel amplop itu sampai di beranda rumah.
Kalau kau perlu tahu, aku hanya punya satu macam mimpi. Aku ingin tinggal di rumah sederhana dengan satu orang yang benar-benar tepat. Bila memang aku harus mencurahkan seluruh perhatianku, kepada satu orang itulah hal itu akan kulakukan.
Ia bahkan sudah melupakan mimpi-mimpi masa kecil mereka.
Berpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan sejak kali pertama bertemu, aku telah memilihmu dalam setiap doaku. Sesuatu yang tak pernah kauketahui bahkan hingga hari ini. Dan bila kau suruh aku pergi begitu saja, di usiaku yang lebih dari empat puluh ini, aku mungkin telah terlambat untuk mencari penggantimu.
Dan ia tak tahu teman masa kecilnya itu masih mencintainya.
*
Surat-surat itu menarik pria itu ke masa lalu.
Hingga ia tahu, semuanya sudah terlambat.
Review:
Hmm, judulnya saja sudah panjang. Sebelumnya, Ndari memberitahu tentang terbitnya novel unggulan DKJ 2012 ini. Cover dan judulnya yang panjang menggelitik rasa ingin tahu saya, dan tahu-tahu, saat datang ke toko buku dan melihatnya, tanpa sadar saya langsung membawanya ke kasir. Hahaha.
Dimulai dengan adanya tulisan di kartu pos yang mengatakan si pengirim memang tidak mengenal si penuju, tapi surat-surat dan kepingan CD itu dari teman masa kecil si penuju (yang akan saya panggil si penulis surat). Si pengirim juga mengatakan bagaimana dia ingin bisa bersahabat dengan si penulis surat... meskipun itu tidak memungkinkan.
Iya, semua tokoh di buku ini tidak memiliki nama. Bahkan si penulis surat menyebut si penuju (teman masa kecilnya) dengan sebutan Tuan Alien.
Sejak kecil kita berdua merasa diri kita adalah alien-alien yang tersesat ke Bumi.
Si penulis surat memang tidak hanya menceritakan tentang cintanya ke pada Tuan Alien, tapi juga tentang bagaimana dia bersahabat dengan tuan pemilik toko buku yang sering dikunjunginya, bagaimana dia masih melajang di usianya yang berkepala empat sebelum bertemu dengan kekasihnya, seorang seniman. Juga tentang keluarga dan hidupnya setelah ayahnya meninggal...
Di beberapa halaman pertama memang ada narasi-narasi panjang dan membosankan, membuat saya bertanya-tanya; mau dibawa ke mana cerita ini? Tapi karena saya sudah terlanjur jatuh cinta dan mengerti perasaan si pengirim yang ingin bersahabat dengan si penulis surat.
Surat-surat ini terasa begitu personal, sekaan-akan buku ini bukan fiksi. Dan mungkin pembaca (saya) akan menemukan banyak kesamaan terhadap si penulis surat yang membuatnya bisa lebih terhubung ke si penulis surat.
Sudah kuputuskan untuk mengirim surat-suratku pada waktu yang benar-benar tepat--suatu saat nanti, mungkin setelah bertunangan dengan kekasihku. Aku selalu percaya filosofi Panta Rhei dari Heraklitus. Bahwa segala hal, sekalipun seolah-olah repetitif, tak akan terulang persis. Namun, aku janji aku akan mengirimkan surat ini agar kau bisa membacanya.
4/5
Judul: Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
Penulis: Dewi Kharisma Michellia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I; Juni 2013, 240 halaman
ISBN 9789792296402
Ah! kebetulan lagi baca juga buku ini,bener nih kayak ga ngerasa baca buku novel. Ada beberapa bagian yang personal terutama yang dihalaman 59 yang bikin "eh?"
ReplyDeleteblog walking..
ReplyDeletewih jdulnya panjang amat ya..:)
menarik ya kalau membacanya terasa personal