Monday, May 13, 2013

Pulang


Novel ini dibagi menjadi tiga:

Dimas Suryo, eksil politik, kehilangan identitas dan jati dirinya di Paris karena paspor Indonesianya dicabut. Pulang menjadi kata yang mahal untuknya, bukan secara materi, karena dia dianggap sebagai pendukung PKI. Meskipun dia selalu menganggap dirinya tidak memihak, tapi bagi orang lain, dia memilih kiri.

Lintang Utara, putri dari Dimas, akan pulang. Ya, pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan tugas akhirnya, mempelajari tentang tanah airnya--yang dia ketahui dari keluarganya, dan... masa lalu Ayahnya. Dia tahu Ayah dan teman-temannya merupakan bagian sejarah. Ya, dia berhasil pulang--hanya untuk menjadi saksi mata kerusuhan Mei '98.

Segara Alam. Dengan narator yang berbeda-beda, diceritakan tentang kehidupan di Indonesia 30 tahun setelah Gerakan 30 September. Mulai dari Alam, anak dari Hananto yang juga sahabat Dimas, sampai keluarga Aji Suryo, yang merupakan adik dari Dimas. 30 tahun berlalu, apakah pulang masih menjadi kata yang mahal bagi Dimas?





Sebelumnya terima kasih untuk Secret Santa bulan Mei! (Sebenarnya gak ada, sih.) (Hanya mengutip kata-kata Mbak Dewi) Ternyata saya berjodoh dengan novel ini. Terima kasih ya untuk Santa yang tidak mau disebutkan namanya. <3

The A side:

  • Novel ini bercerita tentang sejarah, tanpa menggurui. Oke, saya akui, saya tidak begitu tahu tentang sejarah negeri ini, terbatas pada apa yang diajarkan di sekolah. Itu pun saya tidak terlalu memerhatikan. Kenapa? Bisa dibilang saya masih berpikiran naif; menganggap mata pelajaran Sejarah tidak penting untuk murid SMA yang mengambil IPA seperti saya. Malu pastinya. Tapi karena novel ini, saya kembali diingatkan kata-kata Bung Karno: Jasmerah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.

  • Saya suka tulisan Leila S. Chudori. Mengalir, dan tidak membingungkan pembaca. Ada banyaknya adegan flashback yang tidak mengganggu, malah adegan-adegan itu menyatukan keping puzzle yang terbentuk di kepala saya.

  • Ada penulis yang bisa mengendalikan narator, dengan berganti-ganti orang untuk bercerita--bisa tokoh-tokohnya sendiri, atau malah penulis itu sendiri. Ada juga yang tidak. Leila S. Chudori termasuk ke dalam kategori pertama. Banyaknya narator yang ada (mulai dari Dimas sampai Bimo, putra dari Nugroho) dan ada beberapa bab yang menggunakan sudut pandang orang ketiga, tapi itu tidak mengganggu saya.

The B side:



  • Saya setuju dengan Mbak Luna yang menyebutkan pokok masalah novel ini ada di Lintang Utara. Dan satu lagi, Lintang bukan perempuan cengeng dan manja? Kok saya malah melihatnya begitu, ya? Kenapa tidak ditunjukkan sebelumnya kalau Lintang itu perempuan kuat?


  • Sekali lagi saya mengaminkan kata-kata Mbak Luna tentang roman yang ada di novel ini. (Baca review Mbak Luna di sini.) Hahaha, saya gak akan jelaskan lebih lanjut, takut jatuhnya spoiler.


Ah, Ibu Ilis, saya ingin sekali memberikan novel ini ke Ibu yang sudah mengajar Sejarah selama 3 tahun berturut-turut selama saya di SMA. Sayang mata Ibu bermasalah, bahkan melihat saya melambaikan tangan dari jauh pun tidak bisa...


Tapi, Ibu Ilis, saya punya satu pertanyaan lagi untuk Ibu; Bagaimana caranya memetik Indonesia dari kata I.N.D.O.N.E.S.I.A?


4.5/5


Judul: Pulang
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
464 halaman

ISBN13 9789799105158
Diterbitkan Desember 2012

10 comments:

  1. aku juga lagi baca buku ini, tapi baru sampe di kisahnya dimas yang flashback sambil nyeritain ke cewek perancis itu..

    bagus yaa buku ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus, mbak, aku paling suka adegan flashback-nya. Gak dipaksain. Hehehe.

      Delete
  2. duh, jadi pengin baca buku ini. Bagus tampaknya.

    ReplyDelete
  3. sayang ya adegan #uhuk-nya cuman lima XDD

    ReplyDelete
  4. skip baca reviewnyah
    currently reading soalnyah >.<

    ReplyDelete
  5. one of my wishlist, auuuul.. >.<

    ReplyDelete

Thank you for reading! :D