Judul: Daisyflo
Pengarang: Yennie Hardiwidjaja
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 256
Sinopsis:
Di mata Junot, Tara adalah a miracle. Namun di mata Tora, Tara tidak lebih dari seseorang yang dapat digunakan dan ditinggalkan kapan pun dia mau. Tora telah menghancurkan sekaligus menguasai hidup Tara. Lalu kehidupan Tara yang abnormal pun dimulai. Dia mengorbankan Junot, manusia yang paling dicintainya di muka bumi ini. Ada yang bilang dia sakit jiwa, tapi hanya Tara yang tahu dia hampir menjadi pembunuh.Pembukaan:
Sekarang tidak hanya Tara yang terlibat, tapi ada Alexander yang rela mengorbankan hidupnya yang cemerlang untuk menghitam di penjara karena Tara. Ada Junot, laki-laki yang rela menderita untuk mematri serbuk bintang di matanya. Ada Tora, manusia yang menjadi target bahwa Tara hanya akan bernapas untuk melihatnya mati. Juga Muli, sahabatnya sewaktu kuliah yang menyimpan rahasia terbesar dalam hidup Junot.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tara? Mengapa kisah cintanya bagaikan benang kusut? Mengapa dia begitu berambisi untuk membunuh Tora?
Jujur saja, melihat banyaknya teman-teman saya yang memberi 3-4 bintang (bahkan ada yang memberi 5 bintang), saya berpikir kalau saya akan menyukai buku ini ketika meminjamnya di rental...
Ternyata, saya salah. Saya mencoba untuk menyukai buku ini, tapi entahlah. Meskipun penokohannya bagus, membuat saya ikut membenci dan mencinta, tapi saya merasa aneh saat membaca bagian dari sudut pandang Tara. Ada bagian yang membuat saya ikut merasakan apa yang Tara rasakan, tapi ada juga bagian yang menurut saya kurang realistis. :(
Isi:
Tapi saya tetap menemukan hal-hal menarik dalam buku ini. Di bawah ini adalah Dua Alasan Mengapa Harus Membaca Buku Ini:
- Mengaduk emosi. Saya harus mengakui kalau buku ini memang mampu mengaduk emosi, seperti pada saat awal membaca, saya ikut membenci Tora dan menyukai Junot. Sayangnya, hal itu terjadi pada awal buku. Selanjutnya saya seperti tidak ikut merasakan apa yang Tara rasakan. Dari yang sudah saya sebutkan di atas, buku ini dibagi menjadi dua bagian: dari sudut pandang Tara dan sudut pandang orang ketiga. Itu membingungkan saya, apalagi adanya flashback yang makin membingungkan. Memang, dengan adanya flashback malah membantu pembaca untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Tara. Sayangnya, hal itu malah memusingkan saya.
- Penokohan. Lagi-lagi harus saya akui, tokoh-tokoh yang ada begitu menghayati karakteristiknya. Seperti Tora yang bersikap semena-mena terhadap Tara. Junot yang begitu perhatian dan mencintai Tara. Sampai Muli yang membenci Tara meskipun tidak menyadari perbuatannya sendiri. Tapi, saking menghayatinya saya sampai merasa tokoh-tokoh itu tidak begitu realistis...
Penutup:
Saya tidak kapok. Malahan, saya orangnya penasaran. Saya penasaran dengan novel Yennie Hardiwidjaja lainnya. Meskipun saya agak kecewa dengan novelnya yang satu ini, tapi saya tetap menunggu novelnya yang lain! :)
Rating: 2 dari 5 burung hantu.
No comments:
Post a Comment
Thank you for reading! :D