Judul: Dan Hujan Pun Berhenti
Penulis: Farida Susanty
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Tebal: 322 halaman
Sinopsis (dari Goodreads):
Kamu mungkin tidak akan bisa mengerti Leo yang tidak percaya pada siapa pun di dunia ini.Review:
Tapi mungkin Spiza, gadis yang mencoba bunuh diri di sekolahnya, bisa.
Pertama kali lihat buku ini di Pitimoss, tempat rental buku langganan yang deket sama sekolah & rumah (ada cabangnya, yang satu deket sekolah, yang satu lagi deket rumah). Dan ternyata Pitimoss juga tempat langganan teteh Farida Susanty waktu masih SMA hahaha, dan waktu saya pinjam kumcernya, Karena Kita Tidak Kenal, ada tanda tangannya loh! :))
Jadi... novel ini gelap.
Gelap karena penuh dengan angst seorang remaja laki-laki bernama Leostrada yang kehilangan sesosok perempuan yang amat berarti baginya. Nama gadis itu Iris. Bukan, dia bukan pacarnya Leo. Hanya seseorang yang berarti banyak untuk Leo, sampai kematian Iris menjadi sebuah tikaman di dada. Hanya Iris lah yang bisa melupakan masalah dia. Hanya Iris-nya.
"Yang penting buat dia cuman Iris, Tyo... cuman Iris."
Di rumah, dia kerap kali dimarahi oleh orang tuanya, bahkan sampai dipukul. Semua itu karena kedua orang tuanya tidak pernah bahagia oleh pernikahan mereka meskipun sudah dikaruniai tiga orang anak. Bayangkan, tinggal di dalam rumah di mana orang tuamu menyebutmu pecundang? Bukankah ucapan yang keluar dari mulut kedua orang tua adalah doa?
Dia bertemu dengan Spiza, saat pertama kali mereka bertemu pun sudah aneh. Leo yang babak belur setelah dikeroyok oleh musuh-musuhnya melihat Spiza menggantungkan teru-teru bozu (iya, yang ada di cover). Kedua kalinya mereka bertemu, di kamar mandi sekolah. Spiza sedang mencoba menyabut nyawanya sendiri saat itu. Aneh memang, tapi mereka berbincang, Leo bertanya kenapa Spiza bunuh diri... dan jawaban yang keluar dari mulut Spiza membuat Leo terkejut.
"Dia... orang yang gue sayang dan sayang gue... dan, dia pasti nggak akan ninggalin gue."
Kata-kata itu mirip dengan apa yang dulu pernah diucapkan Iris... Leo saat itu tahu, Iris-nya telah kembali.
Salut buat teteh Farida yang bikin novel sebagus ini waktu seumuran sama saya, waktu dia masih SMA. Saya suka sama karakter Leo. Tahu, kan, kalo di novel-novel YA (young-adult) ada tokoh cowok yang kelihatannya kuat tapi dalamnya rapuh? Kalo kata Tulus (penyanyi--lagunya bagus loh!):
Tuan kesepian,Tak punya teman,Hatinya rapuh,Tapi berlagak tangguh.Nah, kenapa kali ini tidak membaca dari sudut pandang si cowok? Mencari tahu masa lalu dia dan sebagainya?
Dan di sini, karakterisasi Leo berkembang. Dari yang awalnya tidak bisa menerima Iris sudah tiada, masih menyimpan Iris dalam benaknya, perlahan bisa menerima... karena Spiza.
Ngomong-ngomong, jangan salah ya, novel ini rada beda sama novel yang lain. Gak melulu soal cinta-cintaan.#menyindirdirisendiri :))
"Hei! Kenapa menggantungkan itu?""Biar hujan nggak turun.""Memangnya kenapa kalau turun?""Aku keburu mati sebelum aku bunuh diri.""Kamu mau bunuh diri?""Ya, asal nggak hujan.""..."Rating: 4/5
Untuk baca bareng BBI dengan tema Pemenang & Nominasi Khatulistiwa Literary Award. Dan Hujan Pun Berhenti oleh Farida Susanty memenangi KLA 2007 dalam kategori, "Penulis Muda Berbakat."
Menyenangkan baca reviewmu, dek... Baru sekali ini mampir sini :)
ReplyDeleteYay terima kasih mbak! :)
Deleteahhh kayaknya bagus bukunya...btw pitimoss dimana sih,jadi penasaran..aku kan anak bandung juga dulu hihihi
ReplyDeleteMemang bagus loh mbak. :p Pitimoss di deket SMA 5 & 3, ada lagi di Buah Batu yang deket Kliningan. :))
Deleteyeay, aku penggemar berat Farida Susanty, sampai-sampai aku punya dua buku Dan Hujan Pun Berhenti dengan cover yang lama dan baru, entah udah berapa kali aku baca, khatam deh :)
ReplyDeleteAku juga suka kumcernya yang Karena Kita Tidak Kenal. Terus katanya dia lagu nulis buku baru, gak sabar. :D
Delete